Jumat, 23 April 2010

Benarkah Kalky Avatara dan Buddha Maittreya adalah Muhammad ?????

Benarkah Kalky Avatara dan Buddha Maittreya adalah Muhammad ?????

Situs-situs berbahasa Indonesia saat ini semakin padat dan bersemangat untuk memajang tulisan-tulisan yang menyatakan bahwa :
• Kalky Avatara adalah Muhammad
• Buddha Maitreya adalah Muhammad.
• Baik itu Kalky Avatara maupun Buddha Maitreya adalah Muhammad
Klaim pertama berasal dari Prof. Pundit Vaid Parkash/Prof. Waid Barkash dan klaim kedua berasal dari KH. Jalaludin Rakhmat. Klaim yang ketiga saya ambil dari situs-situs Islam seperti: madinah-al-hikmah.net dan al-shia.com Bandingkan dengan ramalan itu sendiri:
• Kalky Avatara: Bantahan terhadap Prof. Pundit, Stephen Knapp, Definisi, dan Cuplikan Kalki Purana
• Buddha Maitreya: Berita Dharmayana Edisi No:28 Tahun 1999 dan Samaggi-phala
Tulisan ini diperuntukan untuk menguji apakah 2(dua) nama besar diatas benar-benar sepadan dengan tulisan mereka dan juga sebagai langkah koreksi terhadap penyesatan informasi yang dilakukan oleh kalangan penyiar Islam. Penyesatan informasi ini tidak saja bagi para pemeluk Hindu dan Buddha namun juga berdampak pada para pemeluk Islam sendiri dimana hanya memberikan eforia semu tanpa makna yang semakin menjauhkan mereka dari keinginan untuk menggali dan mengetahui yang sebenar-benarnya tentang Islam itu sendiri dan hanya merasa cukup atas apa yang dikatakan oleh Ulama/Ustad mereka.
Untuk itu tulisan ini saya bagi dalam beberapa bagian yaitu:
• Pengertian Avatar dalam Hindu,
• Pengertian Buddha,
• Kapan kemunculan Awatar Kalki,
• Kapan Kemunculan Buddha Maitreya,
• Apakah Kalki Avatara sama dengan Buddha Maitrya serta hidup pada satu jaman?
• Pondasi Dasar Hindu dan Buddha (KarmaPhala, Reinkarnasi, Konsep ketuhanan dan Nirwana)
• Uji material keabsahan atas klaim tersebut
• Kesimpulan
• Bahan2 yang berkaitan dengan tulisan ini.
Saya beri jaminan bahwa belum sampai artikel habis anda simak, andapun sudah dapat menilai apakah nama besar merupakan jaminan mutu atas kebenaran tulisan mereka dan tentu saja sekaligus dapat menyimpulkan mengenai valid atau tidaknya klaim yang dimuat pada artikel-artikel tersebut diatas.
Apakah Avatar itu?
Awatara atau Avatar (Sansekerta: अवतार, avatāra, baca: awatara) dalam agama Hindu adalah inkarnasi dari Tuhan Yang Maha Esa ke dunia dengan mengambil suatu bentuk material, dalam tujuan menyelamatkan dunia dari kehancuran dan kejahatan dan menegakkan dharma seperti yang dikatakan dalam Dalam Bhagawad Gita:
"Yadā yadā hi dharmasya glānir bhavati bhārata abhyutthānam adharmasya tadātmanam srjāmy aham paritrānāya sādhūnām vināśāya ca duskrtām dharma samsthāpanarthāya sambavāmi yuge yuge" (Bhagavad Gītā, 4.7-8)
manakala kebenaran merosot dan kejahatan merajalela, pada saat itulah Aku akan turun menjelma ke dunia, wahai keturunan Bharata (Arjuna)
Jadi Ia adalah Tuhan yang Turun kedunia untuk menegakkan kebenaran dan menyelamatkan dunia dari kejahatan dari zaman ke zaman

Apakah Buddha Itu?
Kata Buddha berasal dari kata Budh yang artinya bangun atau sadar. Buddha bukanlah nama seseorang namun gelar kesucian bagi mereka yang telah mencapai kesempurnaan. Jadi Buddha berarti orang yang telah sadar / bangun dari kegelapan bathin atau orang yang telah mencapai atau mendapatkan penerangan sempurna (Bodhi). Ia juga dikatakan yang menjadi guru manusia dan para dewa.
Seorang Buddha mempunyai 6 kekuatan gaib (Abhinna), yaitu memiliki kekuatan gaib, telinga dewa, penembus hati orang lain, ingatan pada kelahiran-kelahiran yang masa lalu, mata dewa, dan kemampuan untuk melenyapkan semua ikatan Abhinna pertama hingga kelima. disamping itu ia juga mempunyai 32 ciri manusia agung:
http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=182
Pada suatu ketika Sang Bhagava berada di Jetavana, Anathapindika arama, dekat kota Savatthi. Di sana Sang Bhagava berkata kepada para bhikkhu: "Para bhikkhu." "Ya, Bhante," jawab para bhikkhu. Selanjutnya Sang Bhagava berkata:
"Para bhikkhu, seorang Manusia Agung (Maha Purisa) memiliki 32 tanda (lakkhana). Bagi Maha Purisa yang memiliki 32 lakkhana ini hanya ada dua kemungkinan cara hidupnya dan tidak ada yang lain. Jika ia hidup sebagai manusia biasa, maka:
• ia akan menjadi raja dunia (cakkavati), raja berdasarkan raja-dhamma,
• penguasa empat penjuru dunia,
• penakluk, pelindung rakyat,
• pemilik tujuh ratna. Tujuh ratna itu adalah: cakka, gajah, kuda, permata, wanita, kepala rumah tangga dan panglima perang.
• Memiliki banyak anak yang gagah perkasa dan penakluk musuh.
• Namun ia akan menaklukkan muka bumi bukan dengan pedang tetapi dengan kebenaran.
Dengan memiliki ini, jika ia hidup berumah-tangga :
Ia akan menjadi raja cakkavati ... penakluk bukan dengan tombak atau pedang melainkan dengan kebenaran (dhamma), ia menguasai dunia ini sampai ke batas lautan, kerajaan yang bebas dari penjahat, kuat, sejahtera, bahagia dan bebas dari bencana…Ia tidak akan terganggu oleh kemauan jahat manusia... Ia berusia panjang, selama hidupnya tidak ada orang lain yang dapat membunuhnya ... telah terlahir sebagai manusia yang tak pernah marah, tanpa berkerut, begitu pula walaupun banyak kata-kata (jahat) telah ditujukan kepadanya ia tidak menjadi kejam, terhasut, gusar, agresif; tidak mempertunjukkan kemarahan, kebencian dan kejengkelan..Ia akan memiliki anak yang banyak, lebih dari seribu anak yang perkasa dan penakluk musuh-musuh ...Ia tidak akan kehilangan: milik dan kekayaan, berkaki dua atau berkaki empat, istri dan anak, ia akan sukses dalam semua hal ....telah terlahir sebagai manusia yang pantang membahayakan orang lain dengan tangan, batu, tongkat atau pedang…Ia tidak dapat diganggu oleh maksud jahat manusia atau lawannya.... sebagai manusia yang pantang melakukan mata pencaharian salah, hidup dengan mata pencaharian benar, tidak menipu dengan timbangan maupun ukuran, tidak memberi suap dan tidak korupsi, tidak curang, tulus, tidak melukai, tidak membunuh, tidak mengurung orang, tidak menodong dan tidak merampok.
Bilamana ia meninggalkan kehidupan duniawi dan menjadi tanpa berumah tangga (pabbajja), maka ia akan menjadi Arahat Samma Sambuddha.
Para bhikkhu, apakah 32 Maha Purisa Lakkhana yang menyebabkan hanya ada dua kemungkinan cara hidupnya dan tidak ada yang lain, jika ia hidup sebagai manusia biasa, maka ia akan menjadi raja dunia (cakkavati), ... maka ia akan menjadi Arahat Samma Sambuddha; yaitu:
1. Telapak kaki rata (suppatitthita-pado). Ini merupakan satu lakkhana dari Maha Purissa.
2. Pada telapak kakinya terdapat cakra dengan seribu ruji, lingkaran dan pusat dalam bentuk sempurna.
3. Tumit yang bagus (ayatapanhi).
4. Jari-jari panjang (digha-anguli)
5. Tangan dan kaki yang lembut serta halus (mudutaluna).
6. Tangan dan kaki bagaikan jala (jala-hattha-pado).
7. Pergelangan kaki yang agak tinggi (ussankha-pado).
8. Kaki yang bagaikan kaki kijang (enijanghi)
9. Kedua tangan dapat menyentuh atau menggosok kedua lutut tanpa membungkukkan badan.
10. Kemaluan terbungkus selaput (kosohitavattha-guyho).
11. Kulitnya bagaikan perunggu berwarna emas (suvannavanno)
12. Kulitnya sangat lembut dan halus / sehingga tidak ada debu yang dapat melekat pada kulit
13. Pada setiap pori kulit ditumbuhi sehelai bulu roma.
14. Rambut yang tumbuh pada pori-pori berwarna biru-hitam.
15. Potongan tubuh yang agung (brahmuiu-gatta).
16. Tujuh tonjolan (sattussado), yaitu pada kedua tangan, kedua kaki, kedua bahu dan badan.
17. Dada bagaikan dada singa (sihapubbaddha kayo).
18. Pada kedua bahunya tak ada lekukan (citantaramso).
19. Tinggi badan sama dengan panjang rentangan kedua tangan, bagaikan pohon (beringin), Nigroda.
20. Dada yang sama lebarnya (samavattakkhandho).
21. Indera perasa sangat peka (rasaggasaggi).
22. Rahang bagaikan rahang singa (siha-banu).
23. Empat puluh buah gigi (cattarisa-danto).
24. Gigi-geligi rata (sama-danto).
25. Antara gigi-gigi tak ada celah (avivara-danto).
26. Gigi putih bersih (susukka-datho).
27. Lidah panjang (pahuta-jivha).
28. Suara bagaikan suara-brahma, seperti suara burung Karavika.
29. Mata biru (abhinila netto).
30. Bulu mata lentik, bagaikan bulu mata sapi (gopakhumo).
31. Di antara alis-alis mata tumbuh sehelai rambut halus, putih bagaikan kapas yang lembut.
32. Kepala bagaikan berserban (unhisasiso).
Kapan Kalki Avatara akan hadir dimuka Bumi ini?
"When the practices taught by the Vedas and the institutes of law shall nearly have ceased, and the close of the Kali age shall be nigh, a portion of that divine being who exists of his own spiritual nature in the character of Brahma, and who is the beginning and the end, and who comprehends all things, shall descend upon the earth. He will be born as Kalki in the family of an eminent brahmin of Sambhala village, endowed with the eight superhuman faculties. By his irresistible might he will destroy all the barbarians and thieves, and all whose minds are devoted to iniquity. He will then reestablish righteousness upon earth; and the minds of those who live at the end of the Kali age shall be awakened, and shall be as pellucid as crystal. The men who are thus changed by virtue of that peculiar time shall be as the seeds of human beings, and shall give birth to a race who shall follow the laws of the Krita age, the Age of Purity. As it is said, "When the sun and moon, and the luner asterism Tishya, and the planet Jupiter, are in one mansion, the Krita age shall return." (Vishnu Purana 4.24)
"Thereafter, at the conjunction of two yugas [Kali-yuga and Satya-yuga], the Lord of the creation will take His birth as the Kalki incarnation and become the son of Vishnuyasha. At this time the rulers of the earth will have degenerated into plunderers." (Bhag.1.3.25)
"Lord Kalki will appear in the home of the most eminent brahmana of Shambhala village, the great soul Vishnuyasha." (Bhag.12.2.18)
Dari kutipan diatas kita mengetahui bahwa Kalki Avatara itu akan hadir pada akhir jaman Kaliyuga dan Awal jaman Krta yuga/Satya Yuga. Sehingga pertanyaan berikutnya adalah kapan sih itu dalam perhitungan tahun masehi?
Permulaan jaman kali yuga adalah saat meninggalnya Krishna Avatara yaitu di tahun 3102 BC dan berapa panjangkah jaman kali yuga itu?
Dalam teks-teks hindu dikatakan bahwa panjang jaman kali yuga adalah antara 360.000 tahun (Brahmanda Purana 1.2.29.31-34) dan 432.000 tahun (Perhitungan yang didasari dari Vishnu Purana (Book One, Chapter Three), the Srimad-Bhagavatam (3.11.19), juga dengan Bhagavad-gita (8.17), Vayu Purana (Chapter 57) dan Shanti Parwa( 231))
Sehingga dapat ditarik perhitungan berakhirnya jaman kali yuga adalah dikisaran tahun 352.981 Masehi atau tahun 424.981 Masehi. Petunjuk ini juga menentukan kepastian turunnya Kalki Avatara kedunia.
Kapan Kemunculan Buddha Maitreya?
Dalam Sutra maitreya dikatakan bahwa Buddha maitreya akan hadir dimuka bumi ini setelah 56 koti laksa tahun, dalam bahasa Sangsekerta laksa = 10.000 dan Koti = 100.000, jadi Buddha Maitreya akan hadir setelah 56.000.000.000 tahun.
Petunjuk kedua adalah berdasarkan pada Digha Nikaya iii.7; Mahavamsa xxxxxxii. 73, 81; Chullavamsa xxxviii. 68; Milinda Panha 159; dan Atthasalini 415, yang menyatakan bahwa Buddha Maitreya akan hadir di dunia ketika umur hidup manusia saat itu mencapai 84.000 tahun dan Ajaran Buddha sudah tidak ada lagi di muka bumi
Benarkah kalky Avatar sama dengan Buddha Maitreya?
Pada The Mahabharata (Shanti Parva, 231.29-32), disebutkan bahwa Satu siklus Brahma (Krita/Satya-yuga, Treta-yuga, Dvapara-yuga, dan Kali-yuga) adalah 12.000 tahun Dewa atau setara dengan 4.320.000.000 tahun. Saat ini adalah baru permulaan jaman Kali Yuga di siklus terakhir Brahma. Perlu diketahui bahwa Buddha Maitreya dikatakan akan muncul di 56.000.000.000 tahun kemudian sejak jaman Buddha Gautama dan juga tentunya setelah kematian Krisna Avatar.
Dari keterangan diatas dapat dihitung bahwa Buddha Maitreya akan hadir didunia ini setelah 12 sampai 13 Silkus Brahma dan bukan di Siklus ini. sehingga jelas sudah bahwa Kalki Avtara adalah tidak sama dengan Buddha Maitreya.
Pondasi Dasar Agama Hindu dan Buddha
Karmaphala
Hindu:
Karmaphala atau karma pala adalah konsep dasar dalam ajaran-ajaran Hindu. Berakar dari dua kata yaitu karma dan phala. Karma berarti perbuatan/aksi, dan phala berarti buah/hasil. Karmaphala berarti buah dari perbuatan yang telah dilakukan atau yang akan dilakukan. Dalam ajaran Karmaphala, setiap perbuatan manusia pasti membuahkan hasil (baik atau buruk).
Karmaphala ini erat kaitannya dengan reinkarnasi, dimana hasil perbuatan manusia akan dipetik olehnya bisa pada saat ini juga, diwaktu yang akan dating pada kehidupannya saat ini maupun pada kehidupannya mendatang. Demikian pula keadaan saat ini merupakan buah dari hasil perbuatan masal lalu atau juga berasal dari kehidupan sebelumnya. Dalam ajaran tersebut, bisa dikatakan manusia yang menentukan baik/buruk kehidupan yang akan ia jalani sementara Tuhan yang menentukan kapan hasilnya diberikan (baik semasa hidup maupun setelah reinkarnasi)
Buddha:
Kamma adalah kata bahasa Pali (dalam bahasa Sansekerta karma) yang berarti "perbuatan". Hal ini dalam arti umum meliputi semua jenis kehendak dan maksud perbuatan, yang baik maupun yang buruk, lahir atau bathin dengan pikiran kata-kata atau tindakan. Makna yang luas dan sebenarnya dari Kamma, ialah semua kehendak atau keinginan dengan tidak membeda-bedakan apakah kehendak atau keinginan itu baik (bermoral) atau buruk (tidak bermoral), mengenai hal ini Sang Buddha pernah bersabda :
"O, bhikkhu, kehendak untuk berbuat (bahasa Pali : Cetana) itulah yang Kami namakan Kamma. Sesudah berkehendak orang lantas berbuat dengan badan, perkataan atau pikiran."
Sang Buddha pernah bersabda (Samyutta Nikaya I, hal. 227) sbb :
"Sesuai dengan benih yang telah ditaburkan begitulah buah yang akan dipetiknya, pembuat kebaikan akan mendapat kebaikan, pembuat kejahatan akan memetik kejahatan pula. Tertaburlah olehmu biji-biji benih dan engkau pulalah yang akan merasakan buah-buah dari padanya".
________________________________________
Reinkarnasi/Tumimballahir/Tumitis
Reinkarnasi (dari bahasa Latin untuk "lahir kembali" atau "kelahiran semula"[1]) atau t(um)itis, merujuk kepada kepercayaan bahwa seseorang itu akan mati dan dilahirkan kembali ke bumi ini. Terdapat dua aliran utama yaitu mereka yang mempercayai bahwa manusia akan kembali kekal lahir kembali dan mereka yang mempercayai bahwa manusia akan berhenti lahir semula pada suatu ketika apabila mereka melakukan kebaikan yang mencukupi atau apabila mendapat kesadaran agung (Nirvana) atau menyatu dengan Tuhan (moksha), contohnya ajaran Buddha dan Hindu.
Hindu:
Punarbhawa merupakan keyakinan bahwa manusia mengalami reinkarnasi. Dalam ajaran Punarbhawa, reinkarnasi terjadi karena jiwa harus menanggung hasil perbuatan pada kehidupannya yang terdahulu. Apabila manusia tidak sempat menikmati hasil perbuatannya seumur hidup, maka mereka diberi kesempatan untuk menikmatinya pada kehidupan selanjutnya. Maka dari itu, munculah proses reinkarnasi yang bertujuan agar jiwa dapat menikmati hasil perbuatannya (baik atau buruk) yang belum sempat dinikmati. Proses reinkarnasi diakhiri apabila seseorang mencapai kesadaran tertinggi (moksha).
Proses reinkarnasi
Pada saat jiwa lahir kembali, roh yang utama kekal namun raga kasarlah yang rusak, sehingga roh harus berpindah ke badan yang baru untuk menikmati hasil perbuatannya. Pada saat memasuki badan yang baru, roh yang utama membawa hasil perbuatan dari kehidupannya yang terdahulu, yang mengakibatkan baik-buruk nasibnya kelak. Roh dan jiwa yang lahir kembali tidak akan mengingat kehidupannya yang terdahulu agar tidak mengenang duka yang bertumpuk-tumpuk di kehidupan lampau. Sebelum mereka bereinkarnasi, biasanya jiwa pergi ke sorga atau ke neraka.
Dalam filsafat agama yang menganut faham reinkarnasi, neraka dan sorga adalah suatu tempat persinggahan sementara sebelum jiwa memasuki badan yang baru. Neraka merupakan suatu pengadilan agar jiwa lahir kembali ke badan yang sesuai dengan hasil perbuatannya dahulu. Dalam hal ini, manusia bisa bereinkarnasi menjadi makhluk berderajat rendah seperti hewan, dan sebaliknya hewan mampu bereinkarnasi menjadi manusia. Sidang neraka juga memutuskan apakah suatu jiwa harus lahir di badan yang cacat atau tidak.
Akhir proses reinkarnasi
Selama jiwa masih terikat pada hasil perbuatannya yang terdahulu, maka ia tidak akan mencapai kebahagiaan yang tertinggi, yakni lepas dari siklus reinkarnasi. Maka, untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi tersebut, roh yang utama melalui badan kasarnya berusaha melepaskan diri dari belenggu duniawi dan harus mengerti hakikat kehidupan yang sebenarnya. Jika tubuh terlepas dari belenggu duniawi dan jiwa sudah mengerti makna hidup yang sesungguhnya, maka perasaan tidak akan pernah duka dan jiwa akan lepas dari siklus kelahiran kembali. Dalam keadaan tersebut, jiwa menyatu dengan Tuhan (Moksha [2]).
Buddha:
Dalam agama Buddha dipercayai bahwa adanya suatu proses kelahiran kembali (Punabbhava). Semua makhluk hidup yang ada di alam semesta ini akan terus menerus mengalami tumimbal lahir selama makhluk tersebut belum mencapai tingkat kesucian Arahat. Alam kelahiran ditentukan oleh karma makhluk tersebut; bila ia baik akan terlahir di alam bahagia, bila ia jahat ia akan terlahir di alam yang menderitakan. Kelahiran kembali juga dipengaruhi oleh Garuka Kamma yang artinya karma pada detik kematiaannya, bila pada saat ia meninggal dia berpikiran baik maka ia akan lahir di alam yang berbahagia, namun sebaliknya ia akan terlahir di alam yang menderitakan, sehingga segala sesuatu tergantung dari karma masing-masing.
Tumimbal Lahir adalah istilah yang dikenal dalam agama Buddha sehubungan dengan kelahiran kembali suatu mahluk hidup dalam alam kehidupan yang sama atau berbeda serta tidak membawa kesadaran akan kehidupan dari alam sebelumnya. Konsep ini berbeda dengan konsep reinkarnasi di mana reinkarnasi masih membawa kesadaran akan alam kehidupan dari alam sebelumnya.
Yang dimaksud dengan Tumimbal lahir adalah suatu proses kelahiran kembali jasmani dan batin yang lama mengalami pelapukan, kehancuran, dan kemudian muncul jasmani dan batin baru yang timbul akibat adanya kekuatan kamma (perbuatan). Jadi disini jasmani dan batin/”jiwa” tidak kekal. Konsep ini dianut oleh penganut Buddhisme sesuai dengan 3 prinsip dasar hidup dan kehidupan yaitu : Anatta, segala sesuatu adalah tanpa adanya “roh”/”jiwa”/batin yang kekal. Anicca, segala sesuatu yang terbentuk dari gabungan beberapa unsur adalah tidak kekal. Dukkha, segala sesuatu yang tidak kekal membawa penderitaan.
Sedangkan pada Reinkarnasi yaitu Jasmani mengalami kehancuran, tetapi “jiwa”/batin tidak mengalami kehancuran/perubahan. Kemudian “jiwa” “mencari” dan menempatkan jasmani yang baru
Reinkarnasi adalah suatu proses kelahiran kembali dimana batin/”jiwa” yang lama meninggalkan jasmani yang sudah lapuk dan mencari jasmani baru. Jika diumpamakan seperti kita mengganti baju, dimana tubuh kita adalah “jiwa/batin kita, dan baju sebagai jasmani kita. Setelah baju (jasmani) usang, maka diganti dengan yang baru. Jadi disini hanya batin/”jiwa” yang dikatakan kekal. Konsep Reinkarnasi ini di anut oleh agama Hindu seperti yang dijelaskan dalam salah satu kitab suci agama Hindu yaitu Bhagavad Gita. Dan Buddhisme menolak adanya batin/”jiwa” yang kekal
Konsep Ketuhanan
Hindu:
BhagavadGita(13:12-22) disebutkan:
Beliau memiliki tangan, kaki, mata, kepala, dan muka yang berada dimana-mana, dan Beliau memiliki telinga di segala penjuru. Ia berada dalam segala sesuatu dan meliputi alam semesta. Beliau sumber asli segala indria, namun tanpa memiliki indria. Beliau tidak terikat, walau Beliau memelihara semua makhluk. Beliau melampaui sifat-sifat alam, dan pada waktu yang sama Beliau adalah penguasa semua sifat alam material. Beliau berada di luar dan di dalam segala insan, tidak bergerak namun senantiasa bergerak, Beliau di luar daya pemahaman indria material. Beliau amat jauh, namun juga begitu dekat kepada semua makhluk. Walaupun Beliau terbagi di antara insani, namun Beliau tidak dapat dibagi. Beliau mantap sebagai Yang Maha Tunggal. Beliau pemelihara segala makhluk, dan Beliau menciptakan sekaligus memusnahkan mereka. Beliau adalah sumber dari segala benda yang bercahaya. Baliau di luar kegelapan alam dan tidak terwujud. Beliau adalah pengetahuan dan tujuan pengetahuan. Beliau bersemayam di dalam hati sanubari segala makhluk
Bentuk penegasan sekaligus koreksi yang dilakukan dalam mengembalikan pemahaman yang benar dalam Veda adalah seperti yang dinyatakan dalam Bhagavad Gita dalam adhyaya IV sloka 11 dan adhyaya VII sloka 21 yang berbunyi sebagai berikut:
Ye yatha mam prapadyante tams tathaiva bhajamy aham, mama vartmanuvartante manusyah partha sarvasah
Yo-yo yam-yam tanum bhaktah sraddhayarcitum icchati, tasya-tasya calam sraddham tam eva vidadhamy aham
Arti:
Jalan manapun ditempuh manusia kearah-Ku semuanya Ku-terima, dari mana - mana semua mereka menuju jalan-Ku, oh Parta
Apapun bentuk kepercayaan yang ingin dipeluk oleh penganut agama, Aku perlakukan kepercayaan mereka sama supaya tetap teguh dan sejahtera
sa tayā śraddhayā yuktas tasyārādhanam īhate labhate ca tatah kaman mayaiva vihitān hi tān (Bhagavad Gītā, 7.22)
Arti:
Setelah diberi kepercayaan tersebut, mereka berusaha menyembah Dewa tertentu dan memperoleh apa yang diinginkannya. Namun sesungguhnya hanya Aku sendiri yang menganugerahkan berkat-berkat tersebut.
ye ‘py anya-devatā-bhaktā yajante śraddhayānvitā te ‘pi mām eva kaunteya yajanty avidhi-pūrvakam (Bhagavad Gītā, IX.23)
Arti:
Orang-orang yang menyembah Dewa-Dewa dengan penuh keyakinannya sesungguhnya hanya menyembah-Ku, tetapi mereka melakukannya dengan cara yang keliru, wahai putera Kunti (Arjuna)
"Orang yang menyembah dewa akan dilahirkan di tengah masyarakat dewa, orang yang menyembah leluhur akan pergi ke leluhur, orang yang menyembah hantu dan roh halus akan dilahirkan di tengah-tengah makhluk seperti itu, dan orang yang menyembah-Ku akan hidup bersama-Ku." (Bhagavad-gita 9.25)
Sloka-sloka diatas secara tegas telah menyatakan bahwa tidak penting jalan mana yang ditempuh untuk mencapai pencerahan atau mencapai Yang teragung, akan tetap diterima olehNya adapun jalan yang dimaksud adalah KarmaYoga, BhaktiYoga, JnanaYoga dan Raja Yoga.

Buddha:
Konsep kebebasan dan ketuhanan dalam Buddha adalah mengikuti apa yang tercantum dalam Khuddaka-Nikaya dalam Sutta Pitaka Udana VIII.1-4:
O, bhikkhu, ada keadaan di mana tidk ada tanah, tidak ada air, tidak ada api, dan tidak ada udara; tidak ada dasar yang terdiri dari ketidak-terbatasan kesadaran, tidak ada dasar dari kekosongan, tidak ada dasar yang terdiri dari bukan presepsi dan tidak bukan presepsi; tidak ada dunia ini atau dunia lain ataupun dua dunia itu; tidak ada matahari atau rembulan. Di sini, O, bhikkhu, saya katakan tidak ada kedatangan, tidak ada kepergian, tidak ada yang tinggal, tidak ada kematian, tidak ada kemunculan. Tidak terpancang, tidak dapat digerakkan, tidak mempunyai penyangga. Inilah akhir dari penderitaan.
Yang tidak terpengaruh sulit untuk diketahui, Kebenaran tidak mudah dilihat; Nafsu keinginan akan ditembus oleh orang yang tahu, Tidak ada penghalang bagi orang yang melihat.
O. bhikkhu, ada sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak menjelma, tidak tercipta, yang mutlak. Jika seandainya saja, O, bhikkhu, tidak ada sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak-menjelma, tidak tercipta, yang mutlak; maka tiak akan ada jalan keluar kebebasan kelahiran, penjelmaan, pembentukan, oemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi karena ada sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak-menjelma, tidak tercipta, yang mutlak; maka ada jalan keluar kebebasan kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.
Bagi yang ditopang, ada ketidakstabilan, bagi yang tidak ditopang, tidak ada ketidak-stabilan, bila tidak ada ketidakstabilan ada ketenangan; bila ada ketenangan tidak ada sikap takluk; bila tidak ada sikap takluk tidak ada datang-dan-pergi; dan bila tidak ada atang-dan-pergi tidak ada kematian dan kemunculan; bila tidak ada kematian-dan-kemeunculan, tidak ada “di sini” atau “diluar sana” ataupun “di antara keduanya”. Inilah akhir dari penderitaan.
Buddha menyatakan bahwa tujuan dari pembebasan adalah Nibana dan wujud pencipta terwakili dengan kata sifat ketuhanan yang dituju yaitu, tidak dilahirkan, tidak menjelma, tidak tercipta dan mutlak. Tida dinyatakan oleh Buddha untuk dipuja.
Buddha menolak anggapan bahwa semua yang diperbuat dan dialami seseorang pada masa sekarang, baik hal yang baik maupun buruk tidak lain merupakan kehendak tuhan. Menurut Buddha, semua perbuatan dan semua yang dialami seseorang bukan merupakan kehendak tuhan, yang mengakibatkan seseorang tidak memiliki kehendak bebas, hanya akan menjadi ”boneka” yang tidak bisa membebaskan diri dari penderitaan dan akan menjadi seseorang yang tidak memiliki kewaspadaan dan pengendalian diri. (Tittha Sutta; Anguttara Nikaya 3.61.)
Begitu juga dalam Devadaha Sutta, Majjhima Nikaya 101 yang mengatakan
Apabila, O para bhikkhu, makhluk-makhluk mengalami penderitaan dan kebahagiaan sebagai hasil atau sebab dari ciptaan Tuhan (Issaranimmanahetu), maka para petapa telanjang ini tentu juga diciptakan oleh satu Tuhan yang jahat/nakal (Papakena Issara), karena mereka kini mengalami penderitaan yang sangat mengerikan.
Kemudian dalam Bhuridatta Jataka, Jataka 543:
”Dengan mata, seseorang dapat melihat pandangan memilukan; Mengapa Brahma itu tidak menciptakan secara baik? Bila kekuatannya demikian tak terbatas, mengapa tangannya begitu jarang memberkati? Mengapa dia tidak memberi kebahagiaan semata? Mengapa kejahatan, kebohongan dan ketidak-tahuan merajalela? Mengapa memenangkan kepalsuan, sedangkan kebenaran dan keadilan gagal? Saya menganggap, Brahma adalah ketak-adilan. Yang membuat dunia yang diatur keliru.”
________________________________________
Moksa/Nibana/Nirwana plus Surga dan Neraka
Moksa (Sansekerta: mokṣa) adalah sebuah konsep agama Hindu dan Buddha. Artinya ialah kelepasan atau kebebasan dari ikatan duniawi.
Sementara Surga dan Neraka adalah salah satu tempat dimana Ia menerima hasil dari perbuatannya selama hidupnya dahulu atau dikehidupan akan dating.
Dalam Buddhisme, nirvāṇa (dari bahasa Sansekerta -- Pali: Nibbāna -- bahasa Tionghoa: Nie4 Pan2 (涅槃)), secara harafiah: "kepunahan" atau "pemadaman", adalah kulminasi pencarian umat Buddha terhadap kebebasan.
Siddartha Gautama, sang Buddha, menejelaskan Buddhisme sebagai sebuah rakit yang, setelah mengapung di atas sungai, akan memperbolehkan sang penumpangnya untuk mencapai nirwana.
Hinduisme juga menggunakan nirwana sebagai sinonim untuk pemikiran mereka tentang moksha, dan nirvana dibicarakan dalam beberapa tulisan tantra Hindu serta Bhagawad Gita.
________________________________________
Uji Material Keabsahan Klaim Kalangan Islam
• Apakah Muhammad adalah Tuhan? Tidak, Muhammad adalah seorang utusan Tuhan. Sedangkan Kalki Avatara adalah Tuhan, dan Muhammad pun tidak mendekati definisi dan ciri2 Buddha. Perlu dicatat bahwa Buddha tidak pernah menganjurkan untuk Menyembah Tuhan.
• Apakah Muhammad Menyatakan Reinkarnasi(Punarbawa/Tumimbal Lahir)? Tidak
• Apakah Muhammad menyatakan ada hukum Karmaphala(Kamma)? Tidak
• Apakah Muhammad menyatakan ada Nirwana(nibbana) selain Surga dan Neraka? Tidak
• Apakah tahun kehidupan Muhammad berada di dekat tahun-tahun yang diramalkan akan hadirnya Kalki Avatara dan/atau Buddha Maitreya didunia? Tidak
o Kalkiy Avatara akan muncul didunia pada kisaran 352.981 Masehi atau tahun 424.981 Masehi dan Buddha Maitreya akan hadir di 56.000.000.000 tahun lagi.
o Kalky avatar lahir pada bulan Baisakha 12 hari setelah bulan penuh (purnama), berarti 12 hari setelah tanggal 14/15 yaitu tanggal 26/27 akhir bulan Baisakha.
o Sementara itu kepastian tanggal lahir Muhammad pun tidak diketahui saat dulu maupun sekarang. Pendapat para Ulama berbeda-beda dalam hal ini. Phillip K. Hitti berkata bahwa dia dilahirkan sekitar 571 AD (History of the Arabs, hal 111). Abdullah Yusuf Ali berkeras, "tahun yg selalu diberikan utk kelahiran sang Nabi adalah 570 AD, meski tanggalnya harus dikira-kira, jadi angkanya adalah antara 569 dan 571, kemungkinan batas paling ekstrim." (Quran, V.2, hal 1071).
o Walau tahun kelahirannya Muhamad misterius, Muslim tetap menetapkan bahwa dia lahir dijam2 awal pada hari Senin, hari ke-29 bulan Agustus, 570 AD (Lihat Ghulam Mustafa, Vishva Nabi, hal 40). – Sebuah perayaan yg mereka rayakan dg pawai riuh. Namun faktanya tetap: tahun kelahiran Muhamad tidak ditetapkan berdasarkan bukti2 sejarah yg dapat dipercaya. Perayaan kelahiran Muhammad, dengan begitu, ini tidak berdasarkan sumber2 kuat Islam namun hanya berdasarkan tradisi.
• Apakah Muhammad yang mengajarkan sendiri ajarannya? Tidak, ia diberitahukan melalui perantara yang bernama Jibril yang diyakini sebagai malaikat (mungkin dapat disamakan dengan Dewa). Buddha Maitreya tidak memerlukan perantara untuk mengajar, bahkan Buddha Maitreya adalah guru para Dewa. Sedangkan Kalki, adalah Pemilik para Dewa sehingga Dewapun tunduk dan patuh padaNya.
• Apakah Muhammad memiliki 6 Abbhina/kekuatan Gaib? Tidak. Para Buddha mempunyai 6 kekuatan Gaib, Kalki avatar digambarkan memiliki 8 kekuatan Gaib yang melekat padanya dan dapat digunakan kapanpun Ia mau.
• Apakah Muhammad menguasai penjuru dunia? Tidak, Sewaktu Muhammad hidup lingkup daerah kekuasaan yang berhasil ditaklukannya bahkan tidak sampai keluar dari Jazirah Arab
• Apakah Muhammad mempunyai banyak anak yang gagah perkasa dan penakluk musuh? Tidak, Semua anak laki-lakinya telah mati muda, Dari Khadijah (Qasim dan Abdullah) meninggal selagi bayi, dari Budaknya Maria al-Qibthiya (Ibrahim) meninggal saat usia 4 tahun. Yang tersisa hanya berasal dari putrinya Fatimah yang menikah dengan Ali (Hasan dan Husain) yang juga tewas sekeluarga dibantai pada masa Bani Umayah dan Bani Abbas. Menurut sumber yang masih harus diuji keabsahannya dikisahkan bahwa masih ada keturunan Muhammad yang selamat dan lari ke maroko.
• Apakah Muhammad mempunyai ciri2 32 Manussa Agung/Maha Purisa? Tidak
• Apakah Muhammad menaklukan tidak dengan pedang tapi dengan kebenaran? Tidak, ia berperang dengan menggunakan Pedang. Ini sangat jauh berbeda dengan Buddha dimana saat Beliau di cacimaki, diserang Gajah dan hendak dibunuh tetap dalam keadaan diam tidak menyerang dan hanya menyampaikan kebenaran melalui ucapanNya saja dan semua yang menyerangnya menjadi Pengikutnya. Sementara Kalki dikisahkan bersenjatakan Petir(Bajra) yang menyerupai Pedang yang dapat menghanguskan sebuah Kota (ini lebih menyerupai senjata masa depan daripada sebuah pedang jaman dulu)
• Apakah Muhammad mempunyai kuda putih sebagai tunggangannya setiap saat? Tidak, Ia tidak mempunyai tunggangan yang sama yang dipakainya setiap saat dan tidak pernah tercatat bahwa Muhammad mempunyai kuda berwarna putih sebagai tunggangannya.
• Apakah Buraq adalah Kuda putih? Tidak, Buraq adalah suatu mahluk menyerupai hewan berwarna putih berbadan lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari Bagal (MuslimBook 001, Number 0309, Buchari, Vol 5, Book 58, Number 227:) bermuka Manusia dan berekor merak (The Haj, Leon Uris's dan Gambar Buraq dari literatur abad 16). Buraq tidak ditunggangi Muhammad setiap saat namun hanya satu kali yang konon terjadi pada peristiwa Isra’ Mir’aj [AQ 17:1; Bukhari vol 9, buku 63 no.608; Tisdal, W., "Original Sources of Islam", hal. 78] pada tanggal 27 Rajab tahun ke-11 kerasulan Muhammad. Buraq tidak pernah disebut dalam Al Qur’an dan hanya muncul di Hadis sahih Muslim dan Buchari dan itupun tidak pernah disebutkan sebagai Kuda berwarna putih. Peristiwa Isra’ Miraj menyatakan:
o Muhammad pergi menaiki Buraq ( Buraq tidak pernah ada di dalam Qur’an dan hanya tercatat di hadist itupun tidak pernah dikatakan sebagai Kuda Putih).
o Saat Isra’ Mir’aj, Nabi berada dirumah seorang sepupunya (wanita) yang baru kehilangan suami(sampai tengah malam), ini tidak lazim menurut adat istiadat setempat, sementara Nabi belumlah diterima secara luas di Mekkah (2 tahun sebelum Hijrah dan hampir 1 tahun setelah ditinggal istri dan pamannya),
o Pada AQ 17:1 disebutkan Nabi mengunjungi Mesjid Aqsa yang justru baru dibangun setelah Nabi Meninggal oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Kekhalifahan Umayyah (Dinasti Bani Umayyah) pada tahun 66 H dan selesai tahun 73 H (56 tahun setelah Nabi Muhamad Wafat)
o Merupakan awal mula Shalat 5 waktu. Pada peristiwa Isra’ Mi’raj awalnya diperintahkan 50 x shalat satu harinya dan Nabi berhasil menawar kepada Allah menjadi 5 x (jadi, sampai dengan 11 tahun masa ke rasulan tidak ada perintah Shalat)
• Apakah Muhammad tidak pernah Membunuh dan/atau anti pembunuhan? Tidak, Ia membunuh dan memerintahkan Pembunuhan dan pembantaian.
• Seorang Buddha setelah mencapai Buddha tidak akan menikah lagi untuk alasan Apapun, apakah Muhammad juga tidak menikah lagi setelah menjadi Rasul? Tidak, setelah menjadi Rasul, Paling tidak Muhammad beristri 15 orang, 2 (dua) diantaranya diceraikan.
• Apakah Istri Muhammad ada yang bernama Padma? Tidak, Selain dari Khaddijah, istri-istri Muhammad lainnya adalah Saudah, Aisyah, Hafshah, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah, Juwariyah, Zainab binti Jahsyi(Mantan istri anak angkat Muhammad-Zaid ibn Haritsah), Raihanah(Budak milik Muhammad), Syafiyyah, Maemunah, Maria Qibthiyyah(budak milik Hafshah), Arkian dan masih banyak lagi(Sumber:Biografi Rasullulah, Dr. Mahdi Rizqullah Ahmad, Penerbit Qisthi press, Januari 2006, hal.887: Seandainya Rasulullah s.a.w berkehendak untuk memiliki ribuan budak perempuan dan selir, tentu saja Rasulullah s.a.w. tidak akan mengurangi haknya untuk mengambil hal tersebut. Apalagi….)
• Apakah maksud dari arti kata Ayahanda Kalki (Vishnuyasha), Ayahhanda Buddha Maitreya (Subrahma) sama artinya dengan nama ayahanda Muhammad (Abdullah)? Tidak, Vishnuyasha berarti Pengikut Wisnu, Subrahma adalah Brahma yang baik sedangkan Abdulah berarti Pengikut Allah,
o Kata Allah pada jaman Pra-islam Allah berkonotasi dengan dewa bulan. Pada jaman sebelum islam orang Arab menyembah dewa(i). Di Mekah, “Allah” adalah dewa tertinggi bangsa Quraish, sukunya Nabi. Allah memiliki 3 puteri: Al Uzzah (Venus); Manah, dewi nasib dan Al Lat, dewi tumbuh2an. Mereka dianggap paling kuasa dan campur tangan mereka atas nama pemuja sangat penting.
o Pernyataan Albert Hourani: “Nama Islam bagi Tuhan adalah “Allah”, yang sudah dipakai utk dewa2 setempat "(bahkan dipakai orang Yahudi dan Kristen yg berbicara Arab--lihat A history Of Arab people by Albert Hourani, 1991, page-16, Belknap press of Harvard University, USA).
• Apakah Arti dari Kalky, Maitreya dan Muhammad sama? Tidak, Kalky= Abadi/ pejuang yang perkasa, Maitereya adalah nama Suku beliau dan nama sebelum menjadi Buddha adalah Ajita = pemenang, tidak tertaklukan (Buddha Gautama, Gautama adalah nama suku, nama sebelum menjadi Buddha adalah Sidharta=tercapai semua maksudnya), Sedangkan Nama asli Muhammad adalah Kothan Halabi...Aminah menyebut bayinya Kothan, tapi kakeknya mengubahnya menjadi Muhammad dikemudian hari (lihat Buku R.V.C. Bodley "The Messenger", hal 6). Arti Muhammad adalah yang terpuji namun apakah arti Kothan?
• Apakah Ayahanda Muhammad kepala suku, atau keluarga kaya atau keluarga terpandang? Tidak,
o Muhammad bukanlah orang kaya, bukan anak kepala suku dan bukan dari keluarga terpandang, ia lahir di Bakka (Quran 3:96) dan kemudian dikenal sebagai Mekah. Suku Quraish adalah penghuni aslinya, mengingat fakta bahwa suku merekalah yg memiliki kontrol atas pengawasan dan ritual religius dari rumah Tuhan tsb.
o Anggota2 dari suku Quraish terdiri dari tiga kelompok. Satu adalah kelompok pendeta, yg mengontrol rumah Tuhan dan mendapatkan pemasukan dari para peziarah. Kelompok kedua terdiri dari sejumlah kecil orang Quraish yg melakukan perdagangan. Kelompok ketiga adalah yg paling besar, dan terdiri dari mereka yg menopang hidupnya dg menyediakan air dan pelayanan2 lain bagi para peziarah.
o Pekerjaan ini tidak menjamin pemasukan yg tetap bagi mereka; ketika mereka menerima peziarah dalam jumlah yg banyak, mereka mendapat pemasukan yg besar, tapi ketika jumlah peziarah kecil pendapatan merekapun kecil. Orang2 ini spt pekerja zaman kita sekarang; mereka dibayar kalau ada pekerjaan. Lebih dari 1400 tahun yg lalu, tinggal di Mekah seorang laki2 bernama Abdullah. Dia termasuk kelompok ketiga dari kaum Quraish. Istrinya bernama Aminah. Karena dia tidak mempunyai pendapatan yg tetap, keuangan rumah tangganya selalu kempas kempis. Seringkali keduanya harus tidur tanpa makan. Kemiskinan yg terus menerus akhirnya sampai pada puncaknya, mereka sering bertengkar dan bertengkar mengenai kondisi keuangan mereka dan juga mengenai masa depan mereka.
o Kalki adalah orang terpandang begitu pula dengan Maitreya, tidak pernah seorang Avatar dan Buddha lahir dikeluarga tidak perpandang.
• Detail lebih lanjutnya ada pada satu artikel bagus yang menjawab dengan tegas dan lugas kekeliruan-kekeliruan yang dipaksakan untuk mengatakan bahwa Muhammad adalah Kalky Avatara mohon klik ini
________________________________________
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari uji material klaim diatas, didapatkan kesimpulan bahwa:
• Tidak ada seorang yang bernama Profesor Pundit Vaid Parksah di Universitas Allahabad
• Kemunculan Kalky Avatara dan Buddha Maitreya tidak berada dijaman Muhammad bahkan tidak juga untuk beberapa ratus tahun kedepan.
• Kalki Avatara tidak sama dengan Buddha Maitreya dan juga jelas bahwa kemunculan mereka tidak pada kisaran Jaman yang sama.
• Terdapat perbedaan Pondasi dasar yang sangat besar antara Ajaran Islam dibandingkan dengan Ajaran Hindu dan Buddha.
• Uji klaim tersebut juga membuktikan bahwa nama-nama besar dan situs-situs tersebut ternyata 0 (nol) besar sehingga sangat jelas terlihat bahwa hal ini merupakan propaganda pembodohan dan sebuah metoda Syiar yang bernilai rendah.
________________________________________

1 komentar:

  1. mudh2an Hindu bisa memperlihatkan jln kbeneran yg sbenrnya kpda si mamad dan para onta nya

    BalasHapus